Sayap sayap Patah

Saya tidak tahu kemana arah kehidupan saya kedepan. Yang saya tahu saya sudah memaksimalkan diri. Apa yang bisa saya lakukan untuk melalui rentetan masalah ini. Saya tahu ini pasti akan berlalu. Kita hanya tinggal melewati setiap stepnya saja. Harapan saya hanya semoga ini cepat berlalu. Tidak ada masalah yang kekal, begitupun dengan bahagia, sedih dan cinta. Karena kekekalan hanya milikNya.  Capek iya, sangat capek. Tapi harus bagaimana lagi, sudah jalannya seperti ini. Berkali kali kuberlari dan merasa dikejar, berkali kali saya memaksimalkan langkah kaki supaya tetap bisa mengimbangi. Dan berkali kali saya terjatuh dan merasakan sakit yang amat sangat. Entah apa yang mengejarku?? Entah Entah apa yang dipikiranku?? Entah Entah apa yang membuatku gelisah?? Entah Serasa percampuran dunia jenis kekuatan untuk menghantam keras, mematikan. Kemana kekuatan saya? Kekuatan bagian tergelap dari malam adalah awal dari terang. Kemana impian impian saya?? Terhisap segitiga bermuda ata...

Berlari dan terus berlari, tidak tahu ujung pangkalnya dimana.. tidak tahu kapan selesainya.. tidak tahu kapan berakhirnya ?? Dan tidak tahu kapan bahagiannya?? Mau berkata aku lelah, benar benar lelah.. berlari menuju ketenangan satu ke ketenangan yang lainnya. Berharap someday tidak ada lagi kekhawatiran. Tidak ada lagi fase kejar mengejar. Aku benar benar lelah.. lelah berlari, lelah terjatuh dan jatuh lagi. Hidup.. Tidak ada hidup yang mulus, kita diciptakan memang beserta dengan masalah masalah. Beserta dengan kekhawatiran baik berat maupun ringan. Untuk melegakan hidupmu, tersenyumlah dan lepaskan  tawamu. Meski sebenarnya banyak yang tidak sesuai kehendakmu.. banyak yang mengrogoti pikiranmu, banyak yang menunggu penyelesaian. Sekarang tidak ada lagi yang ingin kupikirkan selain membereskan masalah masalah ini. Berharap semua akan segera terselesaikan dan berakhir bahagia. Kalau belum bahagia artinya belum berakhir. Aku ingin terbang jauh.. jauh.. jauh.. dan jauh.. melampa...

Ternyata rasa itu ada, bukan sekedar ilusi. Terus tumbuh dengan akar yang semakin kuat. Meskipun tak pernah dipupuk tetap tumbuh subur. Entah terbuat dari apa rasa ini sehingga tidak bisa dimatikan. Rasa ini tulus, amat sangat tulus. Tidak menginginkan pembalasan apapun. Meskipun terkadang muncul sedikit harapan untuk bisa mengapainya. Terkadang berharap rasa itu sampai kepadanya walau dengan diamku. Berharap ikut merasakan yang kurasakan . Salah satu alasan terus menulis dan tetap menulis supaya tulisan ini sampai kepadanya. Meskipun kadang beberapa tulisan tidak dipublish. Apakah dia mengenaliku? Apakah saya hanya salah satu dari ribuan kenalannya, yang ingat muka pun tidak. Apakah dia mengingat ketika kuberikan senyuman termanisku ketika kami berpapasan. Apakah dia menyadari hal itu. Kalau sudah dari beberapa tahun sebelumnya rasa ini mulai tumbuh dan mengakar. Dari sekian banyak kisah kisah kulalui ternyata pada akhirnya tetap kembali mencintaimu. Saya jatuh teramat jatuh yang...

Akhir akhir ini, saya sering kali mendengarkan tentang pernikahan. Apa karena bulan ini banyak yang nikah. Entahlah.. Menikah... Hal yang akan sering ditanyakan ketika kamu sudah beranjak dewasa. Menikah itu sunnah.. banyak pahala pahala yang bisa di dapatkan dalam pernikahan. Tapi apa ada yang salah dengan seseorang yang belum menikah. Ini bukan masalah menolak atau menerima. Tapi ini tentang siap atau tidak. Siap berbagi kehidupan dan berbagi rasa. Sebelumnya saya pernah berpikir kalau kelak saya menikah, saya akan memilih orang yang sehumor sama saya, kurang lebih setipe dengan saya, yang suka buku dan suka kopi. Karena menurut pemikiran saya yang kita butuhkan kelak ketika tua nanti adalah mengobrol bersama pasangan ketika anak anak sudah beranjak dewasa dan meninggalkan rumah. itu salah satu alasan kenapa saya mencari seseorang yang nyambung dengan saya, dari segi pemikiran dan hobby. Tapi heiii, kamu sadar tidak. Ketika kamu memilih orang yang nyambung denganmu, apa kamu yaki...

Ditengah kerandoman ini, bingung mau mengartikannya seperti apa. Disisi lain saya telah berdamai dengan diri saya, disisi lain seperti ada yang memberontak ingin diselesaikan. Saya bingung akan apa yang saya pikirkan. Entah saya berpura pura bodoh, mengeluarkan hal hal positif untuk mendukung proses move on saya atau ini benar benar murni move on. Saya lelah dengan perasaan yang mengantung ini. Lelah berpura pura tegar, berpura pura kalau he is my friend, padahal saya mempunyai perasaan lebih terhadapnya. Sekuat apapun saya meyakinkan diri saya kalau he is my friend, sekuat itu pula hati saya meronta, menginginkan jawaban yang pasti. Yakinkan diri kalau ternyata dia jg hanya mengangap saya sebagai teman. Im so tired for thinking about that. And im lazy for thinking about him. Kemarin saya meyakinkan diri, kalau keputusan saya akan menjadikan dia teman terbaik. Karena pada kenyataannya dia memang baik. Hanya saja dia telah menjadi milik orang lain. Dengan berbagai candaan dia yang membu...