Perasaan Entah Kemana Arahnya
Ditengah kerandoman ini, bingung mau mengartikannya seperti apa. Disisi lain saya telah berdamai dengan diri saya, disisi lain seperti ada yang memberontak ingin diselesaikan. Saya bingung akan apa yang saya pikirkan. Entah saya berpura pura bodoh, mengeluarkan hal hal positif untuk mendukung proses move on saya atau ini benar benar murni move on. Saya lelah dengan perasaan yang mengantung ini. Lelah berpura pura tegar, berpura pura kalau he is my friend, padahal saya mempunyai perasaan lebih terhadapnya. Sekuat apapun saya meyakinkan diri saya kalau he is my friend, sekuat itu pula hati saya meronta, menginginkan jawaban yang pasti. Yakinkan diri kalau ternyata dia jg hanya mengangap saya sebagai teman. Im so tired for thinking about that. And im lazy for thinking about him. Kemarin saya meyakinkan diri, kalau keputusan saya akan menjadikan dia teman terbaik. Karena pada kenyataannya dia memang baik. Hanya saja dia telah menjadi milik orang lain. Dengan berbagai candaan dia yang membuat saya salah mengartikan arti dari permintaan pertemanan bukan permintaan perasaan. Saya yang salah membawa perasaan ini. Saya yang salah mengartikan. Dalam hal ini, saya akan mengaku salah untuk hal yang memang kesalahan saya. Disisi lain saya masih mencari tahu kebenaran akan dirinya. Apa benar
Itu kekasihnya. Dan harus saya camkan, kalau itu kekasihnya kenapa?, dan kalau bukan kenapa?? Hrusnya saya nenanamka di kepala saya untuk tidak usah mencari tahu. Untuk tidak usah berurusan sama hal hal pribadinya. Untuk kesekian kalinya saya bermain main di wilayah hati. Sepertinya saya benar benar mencintainya, saya tenggelam dalam kisahnya, kisah keluarganya. Saya ingin masuk kedalamnya, menjadi penghibur hatinya. Yang selama ini sedang terluka. Tapi heii bukan kamu yang diharapkan sama dia. Dia memiliki kekasih, dan biarkanlah kekasihnya yang menghiburnya. Tidak usahlah mencemplungkan dirimu kedalam lumpur hidup. Yang semakin engkau banyak pergerakan maka semakin dalam lumpur itu menenggelamkanmu. Saya ingin terbebas dari perasaan ini. Saya tidak ingin memikirkannya, karena banyak hal lain yang harus saya lakukan. Im drowning in your love. Saya benar benar tenggelam sekarang. Semakin kuat usaha untuk melupakanya, semakin besar rasa itu. Saya seolah ingin menjadi penghibur hatinya, ingin menjadi tempat berkeluh kesahnya dia. Tapi kenyataannya yang tersiksa malah saya. Yang sibuk membentengi diri, yang sibuk menyibukkan diri, yang sibuk menentang nurani.
Dan setelah pergulatan antara hati dan otak saya, akhirnya saya memutuskan mundur dengan berbagai alasan alasan dan pertimbangan yang masuk akal. Saya memulai proses move on. Dan record sdh hampir seminggu saya tidak menghubunginya walau alasan apapun itu. Karena saya biasa menghubunginya dengan membenarkan berbagai alasan yang menurut saya masih sangat logis. Dan taraaaaaaa, hari ini saya memulai hari dengan kejenuhan dan dengan uring uringan sepanjang hari. Bahkan sekarang ketika saya sedang mau tidur. Dan you know bolak balik saya membuka social media yang satu ke social media yang lainnya. Tapi saya tak menemukan apapun yang bisa mengenakkan perasaan. Saya masih tersiksa dan masih merindukannya, masih mengharapkannya. Mengharapkan sesuatu terjadi, mengharapkan ada sebuah klarifikasi klo seseorang itu bukanlah seseorang yg special. Tapi itu sepertinya hal yang tidak masuk akal yang urutan ke 1000. Karena kenyataannya seseorang itu memang special buatnya. Saya mengharapkan milik orang. Memalukan. Tapi kenyataannya seperti itu. Lagi lagi di kepala saya berkecamuk. Siapa sebenarnya gadis itu?? Kenapa tidak ada klarifikasi apapun?? Apakah kekasihnya?? Ataukah hanya sebatas masa lalunya atau setidaknya ada jawaban pembenaran kalau itu memang kekasihnya. Supaya saya bisa mundur 100% . Tidak seperti saat ini maju mundur maju mundur tidak jelas. Saya letih dengan segala pergulatan saya ini. Kadang saya ingin menayakan secara langsung, siapa gadis itu?? Siapa dia?? Tapi itu hal yang sangat memalukan. Saya tidak punya hak. Saya tidak mau mempermalukan diri saya untuk yang kesekian sekian kalinya. Tolong bentengi saya dari rasa rasa penasaran itu. Berharap pertahanan move on saya kokoh. Semoga dia pun berniat yang sama ingin mengakhiri bercandaannya yang waktu itu. Semoga dia menyadari kekeliruannya bercanda demikian. Supaya perempuan yang sempat terbawa perasaan bisa segera sadar akan kesalahan fatalnya. Dan bisa segera menyembuhkan luka kebaperannya. Dan itu aku..akuu.. aku..
Komentar
Posting Komentar