Tulisan
Saya suka menulis, membaca dan travelling. Tiga hal ini saling berkaitan. Semua mengandung ketulusan, kenyamanan dan kebahagiaan. Bagi seorang yang menyukai dunia tulis menulis, ketiga hal ini tidak akan terlepas. Seorang penulis akan berawal dari seringnya membaca, banyaknya buku yang sudah dilahap. Semakin bodoh seseorang dia harusnya lebih banyak membaca, dan semakin pintarnya seseorang maka dia pun harus tetap membaca, karena akan menyadarkannya kalau ternyata dia belum pintar. Selain itu faktor pendukung selanjutnya adalah travelling, dimana itu merupakan sumber terbesar dalam mendapat pengalaman. Ide ide akan bermunculan ketika kita dalam perjalanan, akan ada banyak pelajaran yang diperoleh. Kalau tidak pernah kemana mana, kita akan membonsai otak sendiri. Bagaimanapun, ini adalah duniaku. Seperti kata sahabat atau istilah lainnya saudara tapi tidak satu perut " menulis adalah tempat pulang". Jadi kemanapun kaki melangkah,tempat pulangnya itu tulisan. Ada kepuasan tersendiri ketika menyelesaikan satu tulisan. Kita tidak perlu memaksa orang menyukai tulisan kita. Karena tulisan itu tulus, dibaca dengan perasaan tulus. Maka apa yang akan disampaikan penulis akan tersampaikan dengan baik. Saya suka menulis, ini sudah merupakan rumah saya dan akan menjadi tempat pulang yang nyaman.
Semakin anda mencintai tulisan, semakin tulus anda akan menulis. Menulis bukan hanya bercerita tentang pengalaman sendiri, atau pengalaman dari orang lain. Tulisan juga bisa berarti hidup di aspek lain yang tidak terjangkau pikiran pada umumnya. Membiarkan kita berada dalam satu kotak yang tidak ada orang di dalamnya. Hanya kita dan tulisan yang memahaminya. Membuat kita memiliki dunia lain, hidup dalam dunia lain itu. Dan mengembangkan pikiran pikiran yang menyenangkan. Khayalan khayalan yang suka terlintas dibenak, dituangkan dalam tulisan. Hmmmm... andai semua orang menyukai tulisan yah? Tapi kita perlu memaksa orang untuk menulis atau bahkan membaca, bukankah tulisan itu tulus?? Jadi tidak usah mempedulikan tulisan ini akan dibaca atau mungkin diabaikan. Intinya keinginan kita buat menulis tersalurkan dan kitapun merasa bahagia. Dengan kita bahagia seperti ini, semoga bisa terpancar ke orang orang sekitar. Jadi bukan hanya kita yang bahagia tapi orang sekitar juga terkena pancaran kebahagian itu. Bukankah kita hidup memang untuk bahagia. Meskipun kadang kepedihan memaksa kita untuk merasakannya. Tak apa kita merasakan kepedihan, asalkan jangan sampai mengrogoti kebahgian kita yang lain. Rasakan, perlahan merangkak dan lupakan. Waktu mungkin bisa merubah segalanya bahkan tidak merubah segalanya. Tapi percayalah Tuhan memiliki banyak hal yang akan diberikan kepada kita. Bukan hanya kepedihan semata. Tapi kebahagian yang kekal, kita hanya butuh waktu untuk menerimanya.
Komentar
Posting Komentar